Januari 01, 2013

Kebutuhan Seksual


Kebutuhan Seksual
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua orang indivudu secara pribadi yang saling menghargai, memperhatikan, dan menyangi sehingga terjadi hubungan timbal balik (feed back) antara  kedua individu tersebut.
Kata seks sering digunakan dalam dua cara. Paling umum seks digunakan untuk mengacu pada bagian fisik dari berhubungan, yaitu aktifitas seksual genital. Seksualitas dilain pihak adalah istilah yang lebih luas. Seksualitas diekspresikan melalui interaksi dan hubungan dengan individu dari jenis kelamin yang berbeda atau sama dan mencangkup pikiran, pengalaman, pelajaran, ideal, nilai, fantasi, dan emosi.
Seksualitas berhubungan dengan bagaimana seseorang merasa tenang diri mereka dan bagaimana mereka mengomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang dilakukannya, seperti sentuhan, ciuman, pelukan, dan senggama seksual dan melalui prilaku yang lebih halus.
Perkembangan seks manusia berbeda dengan binatang dan bersifat kompleks. Jika pada binatang seks hanya untuk kepentingan mempertahankan generasi atau keturunan dan dilakukan pada musim tertentu dan berdasarkan dorongan insting. Pada manusia seksual berkaitan dengan biologis, fisiologis, psikologis, sosial dan norma yang berlaku. Hubungan seks manusia dapat dikatakan bersifat sakral dan mulia sehingga secara wajar hanya dibenarkan dalam ikatan pernikahan.      Opini
Tinjauan Seksual dari Beberapa Aspek
    1. Aspek biologis aspek ini mengandung dari segi biologi seperti pandangan anatomi dan fisikologis dari sistem reproduksi (seksual)  kemampuan organ seks, dan adanya hormonal serta sistem sarap yang berfungsi atau berhubungan dengan kebutuhan seksual.
    2. Aspek psikologis aspek ini merupakan pandangan terhdap indentitas jenis kelamin sebuah perasaan dari diri terhadap kesadaran identitasnya serta memandang gambaran seksual atau bentuk konsep diri yang lain.
    3. Aspek sosial budaya merupakan padangan budaya atau keyakinan yang  berlaku di masyarakat terhadap keutuhan seksual serta prilakunya di masyarakat.
Perkembangan Seksual
a)      Masa prantal dan bayi
Masa ini komponen fisik atau biologis sudah mulai berkembang. berkembangnya organ seksual maupun merespon rangsangan, seperti adanya ereksi penis pada laki-laki dan adanya peluamas vagian pada wanita. Perilaku ini terjadi ketika mandi, bayi merasakan adanya perasaan senang (Sigmund Freud), tahap perkembangan psiko seksual pada masa ini adalah :
1)      Tahap oral, terjadi pada umur 0-1 tahun. Kepuasan, kesenagan, atau kenikmantan dapat dicapi dengan menghisab, menggit mengunyah, atau bersuara. Anak memiliki ketergantungan yang sangat tinggi dan minta selalu dilindungi untuk mendapatkan rasa aman, masalah yang diperoleh pada tahap ini adalah masalah makan.
2)      Tahap anal, terjadi pada umur 1-3 tahun. Kepuasan pada saat ini terjadi pada saat pengeluaran feses. Anak mulai menujukan keakuanya, sikapnya sangat narsistik (cinta terhadap diri sendiri), dan egois, anak juga mulai mempelajari struktur tubuhnya.
b)      Fase Kanak-kanak
Di bagi menjadi dua
1)      Tahap oedipal atau falik terjadi pada usia 3-5 tahun, rangsangan terjadi pada otoerotis yaitu meraba-raba bagian erogenya, mulai menyukai lawan jenis. Anak laki-laki cendrung suka pada ibunya dari pada bapaknya dan sebaliknya pada anak perempuan serta mulai megenal jenis kelamin yang di milikinya serta mulai interaksi dengan figur orang tuanya.
2)      Tahap laten terjadi pada usia 5-13 tahun pada masa ini mulai memasukai masa puberitas dan berhadapan langsung pada tuntutan sosial
c)      Masa pubertas
Masa ini sudah mencapi kematangan fisik dan aspek sosial, dan akan terjadi kematangan psikologis. Tejadi perubahan ditandai denga adanya citra tubuh, perhatian yang sengat besar terhadap perubahan fungsi tubuh, pembelajaran tentang prilaku, kondisi sosial. Tahap genital terjadi pada umur 12 tahun tahap ini merpakan tahap suka pada lawan jenis sudah matang.
d)      Masa dewasa mudan dan pertengahan umur
Pada tahap ini perkembangan fisik sudah cukup dan ciri seks sekunder mencapai puncaknya yaitu pada usia 18-30 tahun pada masa ini terjadi perubahan hormonal pada wanita ditandai dengan penurunan estrogen, pengecilan payu darah dan vagian penurunan cairan vagina selajutnya akan terjadi penuruna reaksi ereksi, pada pria ditandai dengan penurunan ukuran penis dan semen. Dari perkembangan psikososial sudah mulai terjadi hubungan intim antara lawan jenis dan proses pernikahan.
Penyimpangan-Penyimpangan Seksual pada Orang Dewasa
a.       Pedopilia kepuasan seksual dapat dicapai pada objek anak-anak disebabkan  kelainan mental
b.     Eksibisionisme dicapai dengan mempertontonkan alat kelamin didepan umum
c.       Fetisisme kepuasan dapat dicapai dengan menguanakan benda seks seperti sepatu hak tinggi pakaian dalam, stoking atau lain-lain disebabkan karena eksperimen seksual dan bedah pergantian kelamin.
d.      Transvestisme kepuasan seksual dicapai dengan menguanakan pakaian lawan jenis dan melakuakan peran seks yang berlawaan misalnya pria yang senang menggunakan pakaian dalam wanita.
e.       Transeksualisme bentuk penyimpangan seksulitas ditandai dengan perasaan tidak senang terhadap alat kelaminya, adanya keinginan untuk bergainti kelamin.
f.        Voyerisme atau skopofilia kepuasan seksual dicapai dengan melihat alat kelamin orang lain atau aktifitas seksual yang dilakukan orang lain
g.       Masokisme kepuasan seksual dicapai dengan kekerasan
h.       Sadisme kepuasan seksual dicapai dengan menyakiti obejeknya, baik secara fisik ataupun fsikologis
i.         Homoseksual dan lesbianisme penyimpangan seksual ditandai dengan ketertarikan fisik maupun emosi kepada sesama jenis
j.        Zofilia kepuasan dicapai dengan objek binatang
k.      Sodomo dicapi melalui anus
l.         Nekropilia kepuasan dengan mengunakan objek mayat
m.     Koprofilai kepuasan dengan menguanakan objek fesec
n.       Urolagnia kepuasan dicapai dengan urine yang diminum
o.     Oral seks atau kuniligus kepuasan seks dicapai dengan mengguanakan mulut pada alat kelamin wanita
p.     Felaksio kepuasan seks dicapai dengan menggunakan mulut pada alat kelamin laki-laki
q.     Fotorisme atau priksionisme kepuasan seksual dicapai dengan menggosokan penis pada pantat wanita atau badan yang berpakaian ditempat yang penuh manusia atau tempat-tempat keramaian
r.        Gronto kepuasan seksual dicapai dengan berhubungan dengan lansia
s.       Frottage kepuasan seksual dicapai dengan orang yang disenangi tampa diketahui lawan jenis
t.        Pornografi gambar atau tulisan yang dibuat secara khusus untuk memberikan rangsangan seksual
Bentuk Abnormalitas Seksual Akibat Dorongan Seksual Abnormal
1.     Postitusi penyimpangan dengan pola dorong seks yang tidak wajar dalam kepribadianya seks bersifat impersonal
2.     Perzinahan bentuk seksualitas antara laki-laki dan wanita yang bukan suami istri
3.     Frigiditas yaitu ketidakmampuan wanita mengalami hasrat seksual atau orgasme pada saat bersenggama
4.     Impotensi yaitu ketidakmampuan pria untuk relaksasi seks
5.     Ejakulasi permatur terjadinya pembuangan sperma yang  terlalu dini
6.     Vaginismus terjadinya kejang yang berupa penegangan atau pengerasan sehingga penis terjepit dan tidak biasa keluar.
7.     Dispareunia yaitu kesulitan dalam melakuakan senggama atau sakit pada koitus
8.     Anorgasme yaitu kegagalan dalam mencapai klimaks selama bersenggama
9.     Kesukaran koitus pertama keadaan dimana terjadi kesulitan dalam koitus pertama disebabkan kerena kurangnya pengetahuan seks.
Siklus Respon Seksual
1.            Tahap sukacita tahap ini merupakan tahap awal dalam respon seksual pada wanita ditandai dengan banyaknya lendir pada vagiana, dinding vagina mengalami ekspansi (menebal), meingkatnya sensitvasi kliotoris, puting susu meregang dan ukuran buah dada meningkat dan pada pria ditandai dengan ketegangan ereksi pada penis dan penebalan atau elevasi pada skrotum
2.            Tahap kestabilan pada wanita mengalami retaksi dibawah klitoris adanya lendir yang banyak pada vagina dan labia mayora, elevasi di serviks dan uterus, serta meningkatnya otot pernapasan. Pada pria ditandai dengan meningkatnya ukuran gland penis dan tekanan otot pernapasan
3.            Tahap orgasme (puncak) silus seksual pada wanita ditandai dengan adanya kontraks yang tidak disengaja dari uterus, retak dan spinchter, uretera dan otot lainya, terjadi hiperventilasi dan meningkatnya denyut nadi pada pria ditandai relaksasi pada spinchter kantung kencing, hiperventilasi dan meningkatnya denyut nadi
4.            Tahap resolusi (peredaman) tahap terakhir dalam siklus respon seksual pada wanita ditandai dengan adaya relaksasi dari dinding vagiana secara berangsur-angsur, perubahan warna dari labia mayora, pernapasan, nadi, tekanan darah dan otot-otot berangsur normal. Pada pria ditangai dengan menurunya denyut pernapasan, nadi dan melemasnya penis.
Faktor-Faktor yang Mepengaruhi Kebutuhan Seksual
1.            Tidak adanya panutan (role mode)
2.            Ganguan sturktural dan fungsi tubuh, seperti adanya teruma, obat, kehamilan atau obnormalitas anatomi genetalia
3.            Kurang pengetahuan atau iformasi yang salah mengenai masalah seksual
4.            penganiayaan secara fisik
5.            Adanya penyimpangan psikiseksual
6.            Konflik terhadap nilai
7.            kehilangan pasangan karana perpisahan atau kematian.
Masalah keperawatan yang terjadi kebutuhan seksual adalah pola seksual dan masalah perubahan disfungsi seksual.
Pola seksual mengadung arti bahwa suatu kondisi suatu individu mengalami perubahan kesehatan seksual sedangkan kesehatan seksual sendiri adalah integral dari kesehatan seksual, sedangkan kesehatan seksual sendiri adalah integrasi dari aspek somatik, emosional, intelektual dan seksual keberadaan seksual yang dapat mengakibatkan rasa cinta, komuikasai dan kepribadian.
Difungsi seksual adalah keadaan dimana seseorang mengalami atau beresiko mengalami perubahan fungsi seksual yang negatif yang dipandang sebagai tindakan berharga dan tidak memandang fungsi seksual.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH SEKSUAL
A.    Pengkajian Keperawaatan
Pengkajian
Berikut ini pedoman wawancara yang baik dalam mengumpulkan data yang berkaitan dengan aspek psikoseksual :
a. Menggunakan pendekatan yang jujur dan berdasarkan fakta yang menyadari bahwa klien sedang mempunyai pertanyaan atau masalah seksual
b. Mempertahankan kontak mata dan duduk dekat klien
c.  Memberikan waktu yang memadai untuk membahas masalah seksual, jangan terburu-buru
d.  Menggunakan pertanyaan yang terbuka, umum dan luas untuk mendapatkan informasi mengenai penngetahuan, persepsi dan dampak penyakit berkaitan dengan seksualitas
e.  Jangan mendesak klien untuk membicarakan mengenai seksualitas, biarkan terbuka untuk dibicarakan pada waktu yang akan datang
f. Masalah citra diri, kegiatan hidup sehari-hari dan fungsi sebelum sakit dapat dipakai untuk mulai membahas masalah seksual
g. Amati klien selama interaksi, dapat memberikan informasi tentang masalah apa yang dibahas, beegitu pula masalah apa yang dihindari klien.
h. Minta klien untuk mengklarifikasi komunikasi verbal dan nonverbal yang belum jelas
i. Berinisiatif untuk membahas masalah seksual berarti menghargai klien sebagai makhluk seksual, memungkinkan timbulnya pertanyaan tentang masalah seksual.
Perlu dikaji berbagai Mekanisme Koping yang mungkin digunakan klien untuk mengekspresikan masalah seksualnya, antara lain :
a. Fantasi, mungkin digunakan untuk meningkatkan kepuasan seksual
b. Denial, mungkin digunakan untuk tidak mengakui adanya konflik atau ketidakpuasan seksual.
c. Rasionalisasi, mungkin digunakan untuk memperoleh pembenaran atau penerimaan tentang motif, perilaku, perasaan dan dorongan seksual
d. Menarik Diri, mungkin dilakukan untuk mengatasi perasaan lemah, perasaan ambivalensi terhadap hubungan intim yang belum terselesaikan secara tuntas.
Intervensi :
1.     Memberikan pendidikan dan konsling terhadap kebutuhan dan masalah seksaul
2.     Mencegah isolasi sosial
3.     Mengurangi dorongan seksual
4.     Meningkatkan citra diri dan harga diri pasien

B.    Dampak atau  Masalah yang Berkaitan Seksulalitas
1.     Diabetes militus
-       Laki-laki kesulitan ereksi karena neuropatri diabetik atau mikroagiopatik
-       Wanita penurunan hasrat lubrikasi vagina
Tidakan keperawatan
Dorongan kontrol metabolisme yang tepat, anjurkan penggunaan jeli pelumas larut air (pada wanita)
2.     Dampak penyakit paru obstruk intoleransi aktivitas kerena dispnea aktivitas batuk ekspeksorasi  kemudian anxientas
Tidakan keperawartan
-        Ajarkan cara mengontrol pernapasan, rencana senggama pada waktu obat puncak reaksi hindari melakuakan seks setelah makan,melakuakan aktivitas, atau bangun dari tidur rencanakan agar relaksasi tidak tergesa-gesa
-        Pada saat senggama minimal menekan dada (duduk atau tidur miring)
-        Jelaskan tempat tidur juga dapat menurunkan kelemahan selama hubungan seks
3.     Arthiris yaitu terjadinya keram, kaku, lelah dan terjadinya libido akibat obat steriod
Tindakan keperawatan
-        Jelaskan bahwa arthiris tidak berpengaruh pada aspek fsikologi dan fungsi seksual
-        Sarankan pasanagan mlakuakn hubungan pada saat obat mencapai reaksi, tingakatkan reaksi sendi dengan mandi atau kompres hangat dan lakukan latiahan rentang gerak
-        Ajarkan bahwa libdo atau hasrat akibat efek samping penggunan obat
4.     Hipertropi prostat benigan (BPH) terjadi ejakulasi retrogat karena kerusakan spingter kandung kemih internal
Tindakan keperawatan
-        Jelaskan bahwa orgasme akan tetap terjadi terapi ejakulasi akan menurun atau tidak ada dan urin akan keruh
5.     Penyakit karsiovaskular terjadinya kecemasan, takut tentang penampilan, takut nyeri dada, kematian dan penaruahan hasrat rangsangan kepuasan pasangan untuk menghentikan aktivitas seksual
Tindakan keperawatan  
-        Jelaskan bahwa infrak tidak mepunyai efek langsung pada fsikologi fungsi seksul ajurkan aktivitas seksual biasanya yang paling aman 5-8 minggu fasca infak, hindari aktifitas seksual setelah makan bayak, minum alkohol dan jelaskan berbagi obat yang dapat menujukan disfungsi seksual
-         Dalam melakuakan hubungan seksual gunakan posisi yang tidak bayak membutuhkan energi dengan posisi terletang, miring atau duduk diatas kursi dengan pasangan diatas
6.     Dampak gagal ginjal kronis (GGK) terjadi uremia dan berulang dapat menyebabkan depresi atau penurunan hasrat seksual dan gagal ginjal kronis yang tidak diobati dapat menyebabkan penghentian ovulasi dan menstruasi pada wanita dan menyebabkan atropi testis, penurunan spermatogenesis, palsmatestosteron dan difungsi ereksi
Tindakan keperawatan
-        Adalah penyeban penurunan hasrat seksual dan dorongan untuk melakukan perabaan bukan seksula tampa memaksa untuk melakukanya
-        Fungsi seksual biasanya pulih biasanya setelah dialisis
7.     Klostomoi terjadinya perubahan konsep diri penurunan keinginan seks, rangsangan dan orgasme
Tindakan keperawatan  
-        Biarakan individu mengekspesikan penampilan tubuh serta tingkatkan komunikasi antar pasangan
-        Meningkatkan ketertarikan seksual
-        Menggosok kandung kemih sebelum aktifitas seksaul
8.     Cedera medula spinalis ketidak mapuan melakuakan ejakulasi bila terjadi cedra neruron motorik atas
Tindakan keperawatan
-        Alterntif fenggunan posisi
-        Dorong dengan masase atau vibrator atau cara lain.

DAFTAR PUSTAKA
1.      Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. (2012). Kebutuhan Dasar Manusia. 1st Edition. Surabaya. Health Books Publishing.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

oke banget isinya

Posting Komentar

. .

Let's Playing Chess Genius !

ki-zers. Diberdayakan oleh Blogger.
 
Copyright (c) Ki-zers - Blogger Templates created by BTemplateBox.com - Css Themes by metamorphozis.com
A.C. Milan