DEFINISI
Sinusitis merupakan suatu proses peradangan pada mukosa atau selaput
lendir sinus paranasal. Akibat peradangan ini dapat menyebabkan
pembentukan cairan atau kerusakan tulang di bawahnya.
Sinus paranasal adalah rongga-rongga yang terdapat pada tulang-tulang
di wajah. Terdiri dari sinus frontal (di dahi), sinus etmoid (pangkal
hidung), sinus maksila (pipi kanan dan kiri), sinus sfenoid (di belakang
sinus etmoid).
Gambar 1. Proyeksi sinus paranasal pada wajah
ANGKA KEJADIAN
Angka kejadian sinusitis di Indonesia belum diketahui secara pasti.
Tetapi diperkirakan cukup tinggi karena masih tingginya kejadian infeksi
saluran napas atas, yang merupakan salah satu penyebab terbesar
terjadinya sinusitis. Di Eropa angka kejadian sinusitis sekitar 10% -
30% populasi, di Amerika sekitar 135 per 1000 populasi.
PENYEBAB SINUSITIS
Sinus
paranasal salah satu fungsinya adalah menghasilkan lendir yang
dialirkan ke dalam hidung, untuk selanjutnya dialirkan ke belakang, ke
arah tenggorokan untuk ditelan ke saluran pencernaan. Semua keadaan yang
mengakibatkan tersumbatnya aliran lendir dari sinus ke rongga hidung
akan menyebabkan terjadinya sinusitis. Secara garis besar penyebab
sinusitis ada 2 macam, yaitu faktor lokal dan faktor sistemik. Faktor
lokal adalah semua kelainan pada hidung yang dapat mengakibatkan
terjadinya sumbatan; antara lain infeksi, alergi, kelainan anatomi,
tumor, benda asing, iritasi polutan dan gangguan pada mukosilia (rambut
halus pada selaput lendir). Faktor sistemik adalah keadaan di luar
hidung yang dapat menyebabkan sinusitis; antara lain gangguan daya tahan
tubuh (diabetes, AIDS), penggunaan obat-obat yang dapat mengakibatkan
sumbatan hidung.
DIAGNOSIS SINUSITIS
Setiap
orang dapat melakukan diagnosis pada dirinya sendiri apakah terkena
sinusitis atau tidak. Untuk memudahkan diagnosis sinusitis dapat
berpatokan pada The Task Force on Rhinosinusitis of The American Assosiation of Otolaryngology Head and Neck Surgery, dengan menggunakan gejala mayor dan minor
GEJALA MAYOR GEJALA MINOR
-Nyeri / berat / tertekan pada wajah -Nyeri kepala
-Hidung buntu -Napas bau
-Lendir / ingus kekuningan / kehijauan -Nyeri gigi
-Gangguan membau -Batuk
-Panas -Nyeri / berat / tertekan pada telinga
Sangkaan sinusitis apabila terdapat
- minimal 2 gejala mayor atau
- 1 gejala mayor disertai dengan minimal 2 gejala minor
Apabila
seorang penderita merasa dirinya memenuhi kriteria diagnosis seperti
yang tersebut di atas, maka yang bersangkutan perlu segera memeriksakan
dirinya ke dokter spesialis THT untuk medapatkan penanganan lebih
lanjut, agar dapat dicegah komplikasi akibat penyakit ini.
Diagnosis
pasti sinusitis ditegakkan dengan pemeriksaan penunjang antara lain
foto Rontgen, CT Scan, Endoskopi, biakan dan uji kepekaan kuman.
Kesemuanya itu tergantung pada kondisi penderita dan fasilitas yang
tersedia.
Gambar 2. Contoh gambaran CT Scan penderita sinusitis.
Gambar 3. Hasil foto Rontgen pada orang normal (kiri) dan pada penderita sinusitis
maksilaris (kanan)
PENANGANAN SINUSITIS
Sinusitis dibagi menjadi: 1. Akut (berlangsung kurang dari 4 minggu),
2. Sub akut (berlangsung antara 4 – 12 minggu), 3. Kronik (berlangsung
lebih dari 12 minggu). Sinusitis akut dapat sembuh spontan atau dapat
sembuh hanya dengan pemberian obat. Sinusitis akut perlu dilakukan
operasi jika penderita sakit berat atau telah terjadi komplikasi atau
terjadi akibat kelainan anatomi. Sinusitis kronik perlu dilakukan
operasi di samping dengan pemberian obat. Prinsip penanganan sinusitis
adalah di samping penanganan terhadap sinusitisnya juga harus dilakukan
penanganan terhadap penyebabnya.
Cara operasi paling mutakhir terhadap sinusitis adalah dengan metode FESS (Functional Endoscopic Sinus Surgery)
atau BSEF (Bedah Sinus Endoskopik Fungsional). Operasi ini menggunakan
peralatan canggih (yang kebetulan sudah dimiliki RS Panti Wilasa Dr
Cipto), di mana operasi dapat dilakukan secara terarah dan trauma yang
ditimbulkan dapat ditekan seminimal mungkin. Tetapi sayangnya tidak
semua rumah sakit mempunyai peralatan ini, karena di samping mahal juga
tidak semua dokter THT dapat mengoperasikannya.
KOMPLIKASI SINUSITIS
Seperti halnya penyakit-penyakit yang lain, sinusitis juga dapat
menyebabkan komplikasi. Komplikasi sinusitis di antaranya:
§ Otak (infeksi pada otak atau timbunan nanah pada otak)
§ Mata (infeksi pada jaringan di sekitar bola mata, infeksi bola mata, pecahnya bola mata)
§ Infeksi tulang sekitar sinus (dapat terjadi kebocoran nanah keluar dari wajah, perubahan bentuk wajah/menonjol/membengkak)
§ Radang tenggorok yang sering kambuh
§ Radang amandel
§ Radang pita suara (sering batuk atau serak)
§ Sesak napas atau asma
§ Gangguan pencernaan (sering sakit perut, mual, muntah, diare)
PENCEGAHAN SINUSITIS ATAU KEKAMBUHAN SINUSITIS
Cara
pencegahan sinusitis atau kekambuhan sinusitis dapat dikatakan
bervariasi karena banyaknya faktor yang melatar belakangi terjadinya
penyakit ini. Untuk mencegah terjadinya sinusitis atau mencegah
kekambuhannnya, kita harus menghindari faktor-faktor yang dapat
meyebabkan terjadinya sinusitis, di samping juga melakukan koreksi
terhadap keadaan atau kelainan yang dapat melatarbelakangi terjadinya
penyakit ini. Seorang penderita sinusitis walaupun telah menjalani
pengobatan dan operasi, akan dapat mengalami kekambuhan apabila tidak
menghindari faktor-faktor penyebabnya, atau tidak dilakukan koreksi
terhadap keadaan atau kelainana yang melatarbelakanginya.
0 komentar:
Posting Komentar