Maret 07, 2012

Keutamaan Menggunakan Siwak Dibanding Sikat Gigi

Nabi Muhammad SAW, selalu memakai siwak ketika hendak berwudhu, sholat, membaca Al-Quran dan dalam hal-hal kebaikan lainnya termasuk hendak tidur dan bangun dari tidur. Bahkan di detik-detik wafatnya Nabi Muhammad SAW, beliau mencari dan menggunakan Siwak.

Siwak memiliki beberapa faedah yang sangat besar, diantaranya yang paling besar adalah yang telah dianjurkan oleh hadits:

“Siwak itu pembersih mulut dan diridhai Allah.” (HR. Ahmad)

“Keutamaan shalat dengan memakai siwak itu, sebanding dengan 70 kali shalat dengan tidak memakai siwak.”
(HR. Ahmad)

"Barang siapa melakukan Sunnahku 'inda fasaada ummattii' akan mendapatkan manfaat seperti  70 syahid, atau 100 syahid".


Doa Memakai Siwak

Allahumma thohir qolbi minal syirik wa nifak
Yaa Allah jagalah kalbuku dari sifat sirik dan munafik

Siwak akan menghilangkan enerji negatif dari perkataan kita, dari mulut kita. Ada 32 buah gigi didalam mulut kita, 16 memiliki energi positif dan 16 lainnya negatif, ketika kita bersiwak maka enegri negatif dibuang, seperti halnya arde dalam stop kontak atau alat elektronik, arde tersebut menyalurkan energi kedalam tanah, maka disebut dengan pentanahan.

Fungsi siwak, tongkat untuk berjalan hampir sama dengan pentanahan yang menyalurkan energi negatif, dimana akan membersihkan racun tubuh dengan pentanahan, maka disunahkan juga untuk memakai tongkat. Para pembicara, ustad, penceramah sebaiknya menggunakan siwak sebelum berbiacra, karena menghilangakn enerji negatif dan panasnya kata-kata bagi yang mendengarkannya.

Dalam berbagai penilitian bahkan sikat gigi merupakan salah satu benda yang berbahaya bagi kesehatan karena dihuni begitu banyak bakteri. Apalagi bila diletakan dikamar mandi dan berdekatan dengan toilet karena ketika kita menyiram dengan flush maka bertebaran ribuan bakteri tersebut yang hinggap ditempat yang lenmbab antara sikat gigi. Maka memakai sikat gigi harus sering diganti minimal setiap 3 bulan sekali sementara siwak memilki sifat anti bakteri.

Siwak bukan hanya bermanfaat secara spiritual, tetapi juga berguna untuk menjaga kesehatan. Para ilmuwan Amerika baru-baru ini menemukan efek menakjubkan siwak terhadap mulut: dalam satu kali penggunaan, siwak membunuh 80% bakteri. Siwak mencegah caries (gigi berlubang), menguatkan gusi, dan efeknya bertahan hingga hampir 48 jam. Tunisia dan negara-negara lainnya sudah mulai memproduksi pasta gigi berbahan dasar siwak.

Sebuah majalah Jerman memuat tulisan ilmuwan yang bernama Rudat, direktur Institut Perkumanan Universitas Rostock. Dalam tulisannya itu ia berkata,
“Setelah saya membaca tentang siwak yang biasa digunakan Bangsa Arab sebagai sikat gigi, sejak saat itu pula saya mulai melakukan pengkajian. Penelitian ilmiah modern mengukuhkan, bahwa siwak mengandung zat yang melawan pembusukan, zat pembersih yang membantu membunuh kuman, memutihkan gigi, melindungi gigi dari kerapuhan, bekerja membantu merekatkan luka gusi dan pertumbuhannya secara sehat, dan melindungi mulut serta gigi dari berbagai penyakit. Sebagaimana telah terbukti bahwa siwak memiliki manfaat mencegah kanker.”
Selain efek-efek higienis, siwak juga menstimulasi BAS (Biologically Active Spots = Titik Aktif Biologis) yang terletak di antara gigi dan gusi. Titik-titik ini mengatur enam organ (telinga, mata, hidung, lidah, dan oesophagus (saluran makanan dari mulut ke perut), tiga pasang cells (wedge shaped, rahang atas, ethmoid), sinus, sendi temporal rahang bawah, dan 28 saraf tulang belakang yang mengatur fungsi-fungsi secara praktis semua organ, otot, dans endi pada ekstremitas atas dan bawah.

Titik-titik yang sama mengatur fungsi sejumlah organ seperti empedu dan kantong empedu, liver, ginjal, perut, pancreas, limpa, paru-paru, jantung, usus besar dan usus kecil.

Terpijitnya BAS pada mulut oleh siwak akan meredakan rasa sakit dan menurunkan ketegangan otot-otot neurorefleks yang disebabkan oleh osteochondros (sejenis penyakit tulang). Penggunaan siwak secara teratur, selain mencegah penyakit, ia juga mengatur perkembangan 70 BAS dan membantu pikiran kita agar jernih. Dengan demikian, sebatang siwak yang digunakan dengan penuh keimanan dapat menggantikan peran dokter spesialis.


Kandungan Kimia Batang Kayu Siwak

Hasil penelitian oleh Al-Lafi dan Ababneh (1995) terhadap kayu siwak menunjukkan bahwa siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat membunuh bakteri, menghilangkan plaque, mencegah gigi berlubang serta memelihara gusi.
Siwak memiliki kandungan kimiawi yang bermanfaat, seperti :
  • Antibacterial acids, seperti astringents, abrasive dan detergents yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi dan menghentikan pendarahan pada gusi. Pada penggunaan siwak pertama kali, mungkin terasa pedas dan sedikit membakar, karena terdapat kandungan serupa mustard di dalamnya yang merupakan substansi antibacterial acids tersebut.
  • Kandungan kimia seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluoride, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimethyl amine, Salvadorine, Tannins dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-bahan ini sering diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi.
  • Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, menjadikan mulut menjadi harum dan menghilangkan bau tak sedap.
  • Enzim yang mencegah pembentukan plaque yang menyebabkan radang gusi. Plaque juga merupakan penyebab utama tanggalnya gigi secara premature.
  • Anti decay agent (Zat anti pembusukan), yang menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah proses pembusukan. Selain itu siwak juga turut merangsang produksi saliva (air liur) lebih, dimana saliva merupakan organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut.
Menurut laporan Lewis (1982), penelitian kimiawi terhadap tanaman ini telah dilakukan semenjak abad ke-19, dan ditemukan sejumlah besar klorida, fluor, trimetilamin dan resin. Kemudian dari hasil penelitian Farooqi dan Srivastava (1990) ditemukan silika, sulfur dan vitamin C. Kandungan kimia tersebut sangat bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut dimana trimetilamin dan vitamin C membantu penyembuhan dan perbaikan jaringan gusi. Klorida bermanfaat untuk menghilangkan noda pada gigi, sedangkan silika dapat bereaksi sebagai penggosok. Kemudian keberadaan sulfur dikenal dengan rasa hangat dan baunya yang khas, adapun fluorida berguna bagi kesehatan gigi sebagai pencegah terjadinya karies dengan memperkuat lapisan email dan mengurangi larutnya terhadap asam yang dihasilkan oleh bakteri.

Penelitian lain dengan menjadikan bubuk siwak sebagai bahan tambahan pada pasta gigi dibandingkan dengan penggunaan pasta gigi tanpa campuran bubuk siwak menunjukkan bahwa prosentase hasil terbaik bagi kebersihan gigi secara sempurna adalah pasta gigi dengan butiran-butiran bubuk siwak, karena butiran-butioran tersebut mampu menjangkau sela-sela gigi secara sempurna dan mengeluarkan sisa-sisa makanan yang masih bersarang pada sela-sela gigi. Sehingga banyak perusahaan-perusahaan di dunia menyertakan bubuk siwak ke dalam produk pasta gigi mereka. WHO pun turut menjadikan siwak termasuk komoditas kesehatan yang perlu dipelihara dan dibudidayakan.

Dalam penemuan ini terdapat dua mukjizat bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mukjizat pertama, yaitu manfaat-manfaat yang tampak pada siwak. Dengan ini, berarti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang pertama yang memerintahkan melindungi mulut dari berbagai macam penyakit. Mukjizat kedua, yaitu bagaimana Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bisa mengetahui dari sekian juta jenis pohon-pohonan, bahwa pohon siwak (saludora persica) mengandung banyak manfaat bagi manusia?

Waktu-waktu Disunnahkannya Bersiwak

Bersiwak disunnahkan di setiap saat, bahkan ketika berpuasa disepanjang harinya, dan menjadi sunnah muakadah pada waktu akan beribadah. Adapun waktu-waktu yang disunnahkan secara muakkad untuk bersiwak diantaranya:
  1. Setiap akan Berwudhu,
    “Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan wudlu”. (HR. Bukhori dan Muslim)
  2. Setiap akan melakukan shalat,
    “Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan sholat”. (HR. Bukhori dan Muslim)
  3. Setiap Bangun Tidur,
    “Adalah Rosululloh jika bangun dari malam dia mencuci dan menggosok mulutnya dengan siwak” (H.R. Bukhori). Termasuk tanda kecintaan Nabi Shallallahu ‘aihi wa sallam kepada kebersihan dan ketidak sukaannya terhadap bau tidak enak, tatkala bangun dari tidur malam yang panjang, yang mana saat itu di mungkinkan bau mulut sudah berubah, maka beliau menggosok giginya dengan siwak untuk menghilangkan bau tidak sedap, dan untuk menambah semangat setelah bangun tidur, karena termasuk kelebihan siwak adalah menambah daya ingat dan semangat.
  4. Setiap akan Masuk Rumah.
    Telah meriwayatkan Syuraih bin Hani, beliau berkata: ”Aku bertanya kepada ‘Aisyah: “Apa yang dilakukan pertama kali oleh Rosululloh jika dia memasuki rumahnya?” Beliau menjawab :”Bersiwak”. (HR. Muslim)
  5. Ketika hendak membaca Al Qur’an.
    Dari Ali ra. berkata : “Rasulullah memerintahkan kami bersiwak. Sesungguhnya seorang hamba apabila berdiri sholat malaikat mendatanginya kemudian berdiri di belakangnya mendengar bacaan Al Qur’an dan ia mendekat. Maka ia terus mendengar dan mendekat sampai ia meletakkan mulutnya di atas mulut hamba itu, sehingga tidaklah dia membaca satu ayat pun kecuali berada di rongganya malaikat” (HR. Baihaqy)

Lantas, bagaimanakah cara menggunakannya?

Orang menggunakan siwak dalam bentuk batang atau stick kayu dengan cara:
  1. Batang atau cabang siwak dipotong berukuran pensil dengan panjang 15-20 cm. Stick kayu siwak ini dapat dipersiapkan dari akar, tangkai, ranting, atau batang tanamannya. Stick dengan ukuran diameter 1 cm dapat digigit dengan mudah dan memberikan tekanan yang tidak merusak gusi apabila digunakan.
  2. Kulit dari stick siwak ini dihilangkan atau dibuang hanya pada bagian ujung stick yang akan dipakai saja.
  3. Siwak yang kering dapat merusak gusi, sebaiknya direndam dalam air segar selama 1 hari sebelum digunakan. Selain itu, air tersebut juga dapat digunakan untuk kumur-kumur.
  4. Bagian ujung stick siwak yang sudah dihilangkan kulit luarnya digigit-gigit atau dikunyah-kunyah sampai berjumbai seperti berus.
  5. Bagian siwak yang sudah seperti berus digosokkan pada gigi, dan bisa juga digunakan untuk membersihkan lidah.
Dalam sebuah Hadist dikatakan bahwa, Rasulullah SAW bersiwak dengan kayu arok, dan memulainya dari pertengahan, lalu kearah kanan lalu kekiri, demikian diulangi. sebanyak 3 X. Sebelum dan sesudah bersiwak, kayu Siwak (kayu arok atau sejenisnya) hendaklah dicuci. Siwak hendaklah disimpan posisi berdiri, jangan disimpan diatas tanah. Jika Siwak itu kering, sebaiknya direndam dengan air terlebih dahulu. Siwak berbeda dengan sikat gigi, siwak adalah kayu yang biasa dipakai untuk menggosok gigi hingga akhir masa.

Imam Ghazali rahimahullah melengkapi cara menggunakan siwak sbb :

Letakkan siwak di jajaran gigi tengah bagian atas, lalu mendorongnya kearah kanan sampai keujungnya, lalu turunkan ke jajaran bawah kanan ujung,lalu mendorongnya kembali ketengah jajaran bawah, lalu kembali naik ke tengah jajaran atas, lalu mendorongnya ke arah kiri sampai ujungnya, lalu turunkan ke jajaran bawah kiri ujung, dan mendorongnya lagi ke tengah di jajaran bawah. Untuk mudahnya, anggaplah anda menulis angka delapan yg rebah. Demikian ini untuk perhitungan 1X. lalu mengulanginya sampai 3X. Inilah cara terbaik. Namun cara apapun juga sudah mendapatkan pahala sunnah.


Sekitar seratus hadits tentang siwak

Ibnu Mulaqqin -rahimahullah- mengatakan: “Aku telah menyebutkan dalam kitab aslinya, di sana ada sekitar seratus hadits atau lebih semuanya berbicara tentang siwak dan hal-hal yang berkaitan dengannya”.

لَوْ لاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِيْ لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِ صَلاَةٍ

Sekiranya aku tidak memberatkan umatku, tentu aku sudah memerintahkan mereka agar bersiwak setiap kali hendak shalat.

Keharusan Bersiwak pada hari Raya (Hari Jumat)

Hari jum’at adalah hari raya ketiga yang dimiliki oleh kaum muslimin, setelah Idul Fithri dan Idul Adha. Pada hari raya pekanan ini Rasulullah -shollallahu alaihi wa sallam- menjelaskan:

إِنَ هَذَا يَوْمٌ جَعَلَهُ اللَّهُ عِيْدًا لِلْمُسْلِمِيْنَ، فَمَنْ جَاءَ إِلَى الْجُمُعَةِ، فَلْيَغْتَسِلْ، وَإِنْ كَانَ طِيْبٌ، فَلْيَمَسَّ مِنْهُ، وَعَلَيْكُمْ بِالسِّوَاكِ

Sesungguhnya hari ini adalah hari raya yang telah dijadikan oleh Allah untuk kaum muslimin. Barangsiapa yang akan pergi shalat jum’at, maka hendaknya ia mandi, apabila ia memiliki minyak wangi maka hendaknya dia memakainya, dan wajib atas kalian bersiwak”.


Manfaat Melakukan Sunah Nabi Muhammad saw

Jadi Imam asy-Syafi'i berkata, "Bishr al-Hafir, nasehatmu kepada teman-temanmu dan kecintaanmu kepada para sahabatmu dan orang-orang yang melakukan Sunnah, dan karena kau mengikuti Sunnahku."

Sebagaimana dalam hadist sang Nabi (saw) "Barang siapa melakukan Sunnahku di hari-hari akhir ketika orang-orang meninggalkan Sunnah, bahkan bila hanya satu Sunnah, kau akan memperoleh manfaat seperti 100 syahid atau 80 syahid.

Barang siapa melakukan Sunnahku 'inda fasaada ummattii' akan mendapatkan manfaat seperti  70 syahid, atau 100 syahid.

Apakah Sunnah itu?

Salah satu sunah adalah dengan menggunakan siwak. Jika kau menggunakan siwak sebelum shalat, maka shalat itu menjadi seperti pahala 28 shalat.

Jika masuk ke rumahmu dengan kaki kanan dahulu, maka kau akan diberikan pahala sebanyak 70 syahid atau jika kau keluar rumah dengan kaki kiri terlebih dahulu, itulah sebuah Sunnah sang Nabi (saw).

Menyingkirkan sesuatu yang dapat menyakiti orang lain dari jalan, itulah Sunnah sang Nabi (saw). Jika kau melakukan 4 raka'at sebelum Zuhur, itulah Sunnah, bahkan jika kau shalat 2 raka'at.

Jika melakukan shalat sunnah Ashar, kau akan diberi pahala seperti 70 syahid. Jika melakukan shalat Ashar tanpa shalat sunnah, kau melakukan kewajibanmu. Tapi jika melakukan shalat sunnah maka kau akan diberi pahala 70 syahid.

Siapapun yang memelihara jenggot akan memperoleh pahala sunah tersebut.

Beliau (saw) berkata, "Semua Ummahku akan memasuki Surga; kecuali yang menolak." "Siapakah mereka yang menolak?" tanya mereka. "Yang mematuhiku akan masuk Surga dan barang siapa yang tidak mematuhiku, lalu dia menolak."
 [syafa'atii li ahl-il kabaair min ummatii— Syafa'atku adalah bagi pelaku-pelaku dosa-dosa besar (kabair) dari kalangan umatku. [HR. Tirmidzi]

Saat kita patuh kepada sang Nabi (saw) itu adalah sebuah tanda dari kecintaan kita kepada sang Nabi (saw).
Sang Nabi (saw) berkata, "'Amal apapun yang tidak mengikuti Sunnahku adalah ma'asiyyah". Dan Allah (swt) berfirman dalam Kitab Suci Al Qur'an, "Barang siapa yang mematuhi sang Nabi (saw) maka mematuhi Allah (swt)."

'Qaala Sahl `alaamat hubullah hubb al-Qur'an
Tanda kecintaan kepada Allah (swt) adalah mencintai Qur'an Suci"

Dan tanda kecintaan kepada Qur'an adalah mencintai sang Nabi (saw) dan tanda kecintaan kepada sang Nabi (saw) adalah mencintai Sunnah beliau dan tanda mencintai Sunnah adalah mencintai akhirat dan tanda mencintai akhirat adalah membenci dunya dan tanda membenci dunya adalah mengambil yang paling sedikit- bukan mengejarnya, mengambil semua kesenangan dunya. Jadi, janganlah kalian menjadi serakah. Apa yang telah Allah (swt) berikan kepadamu telah Dia berikan.

Jika seseorang berada dalam keadaan sekarat (koma), mereka tidak dapat merasakan apa-apa dari cinta terhadap dunya. Masalah kita adalah kita berada dalam keadaan sekarat (koma) dari cinta terhadap akhira. Semoga Allah (swt) mengampuni kita demi kemuliaan Nabi Muhammad saw


Wa min Allah at Tawfiq


0 komentar:

Posting Komentar

. .

Let's Playing Chess Genius !

ki-zers. Diberdayakan oleh Blogger.
 
Copyright (c) Ki-zers - Blogger Templates created by BTemplateBox.com - Css Themes by metamorphozis.com
A.C. Milan